Rabu, 07 Januari 2015

. KAJIAN KITAB BIDAYATUL HIDAYAH KARYA IMAM AL GHOZZALI ( I ) KITAB BIDAYATUL HIDAYAH KARYA IMAM AL GHOZZALI

الحمدلله حق حمده، والصلاة والسلام على خير خلقه، محمد رسوله وعبده، وعلى آله وصحبه من بعده.أما بعد: فاعلم أيها الحريص المقبل على اقتباس العلم، المظهر من نفسه صدق الرغبة، وفرط التعطش إليه.. أنك إن كنت تقصد بالعلم المنافسة، والمباهاة، والتقدم على الأقران، واستمالة وجوه الناس إليك، وجمع حطام الدنيا؛ فأنت ساع في هدم دينك، وإهلاك نفسك، وبيع آخرتك بدنياك؛ فصفقتك خاسرة، وتجارتك بائرة، ومعلمك معين لك على عصيانك، وشريك لك في خسرانك، وهو كبائع سيف لقاطع طريق، كما قال صلى الله عليه وسلم: (من أعان على معصية ولو بشطر كلمة كان شريكا فيها). Al imam, syaikh hujjatul islam algozzali berkata,Segala puji bagi Allah. Salawat dan salam atas makh­luk-Nya termulia, Muhammad, Rasul dan hamba-Nya, serta atas keluarga dan sahabat beliau.Ketahuilah wahai manusia yang ingin mendapat curahan ilmu, yang betul-betul berharap dan sangat haus kepadanya, bahwa jika engkau menuntut ilmu guna bersaing, berbangga, mengalahkan teman sejawat, meraih simpati orang, dan mengharap dunia, maka sesungguhnya engkau sedang berusaha menghancurkan agamamu, membinasakan dirimu, dan menjual akhirat dengan dunia. Dengan demikian, engkau mengalami kegagalan, perdaganganmu merugi, dan gurumu telah membantumu dalam berbuat maksiat serta menjadi sekutumu dalam kerugian tersebut. Gurumu itu seperti orang yang menjual pedang bagi perompak jalanan, sebagaimana Rasul saw. bersabda, "Siapa yang membantu terwujudnya perbuatan maksiat walaupun hanya dengan sepenggal kata, ia sudah menjadi sekutu baginya dalam per­buatan tersebut." وإن كانت نيتك وقصدك، بينك وبين الله تعالى، من طلب العلم: الهداية دون مجرد الرواية؛ فأبشر؛ فإن الملائكة تبسط لك أجنحتها إذا مشيت، وحيتان البحر تستغفر لك إذا سعيت. ولكن ينبغي لك أن تعلم، قبل كل شيء، أن الهداية التي هي ثمرة العلم لها بداية ونهاية، وظاهر وباطن، ولا وصول إلى نهايتها إلا بعد إحكام بدايتها، ولا عثور على باطنها إلا بعد الوقوف على ظاهرها. Jika niat dan maksudmu dalam menuntut ilmu un­tuk mendapat hidayah, bukan sekadar mengetahui riwa­yat, maka bergembiralah. Sesungguhnya para malaikat membentangkan sayapnya untukmu saat engkau ber­jalan dan ikan-ikan paus di laut memintakan ampunan bagimu manakala engkau berusaha. Tapi, engkau harus tahu sebelumnya bahwa hidayah merupakan buah dari ilmu pengetahuan. Hidayah memiliki permulaan dan akhir serta aspek lahir dan batin. Untuk mencapai titik akhir tersebut, permulaannya harus tersusun rapi. Be­gitu pula, untuk menyingkap aspek batinnya, harus di­ketahui terlebih dahulu aspek lahirnya. وهأنا مشير عليك ببداية الهداية؛ لتجرب بها نفسك، وتمتحن بها قلبك، فإن صادفت قلبك إليها مائلا، ونفسك بها مطاوعة، ولها قابلة؛ فدونك التطلع إلى النهايات والتغلغل في بحار العلوم.وإن صادفت قلبك عند مواجهتك إياها بها مسوفا، وبالعمل بمقتضاها مماطلا؛ فاعلم أن نفسك المائلة إلى طلب العلم هي النفس الأمارة بالسوء، وقد انتهضت مطيعة للشيطان اللعين ليدليك بحبل غروره؛ فيستدرجك بمكيدته إلى غمرة الهلاك، Oleh karena itu, di sini akan aku tunjukkan padamu permulaan dari sebuah hidayah agar engkau bisa men­coba dirimu dan menguji hatimu. Apabila engkau men­dapati hatimu condong pada hidayah tersebut lalu di­rimu berusaha untuk menggapainya, maka setelah itu engkau bisa melihat perjalanan akhir darinya yang me­laju dalam lautan ilmu. Sebaliknya, jika engkau men­dapati hatimu berat dan lengah dalam mengamalkan apa yang menjadi konsekuensinya, ketahuilah bahwa jiwa yang mendorongmu untuk menuntut ilmu tersebut adalah jiwa al-ammaarah bi as-su' (yang memerintahkan pada keburukan). Jiwa tersebut bangkit karena taat ke­pada setan terkutuk untuk dijerat dengan tali tipuannya. Ia terus memberikan tipudayanya kepadamu sampai engkau betul-betul binasa. وقصده أن يروج عليك الشر في معرض الخير حتى يلحقك (بِالأخسَرينَ أَعمالاً، الَّذين ضَلَ سَعيُهُم في الحَياةِ الدُنيا وَهُم يَحسَبونَ أَنَّهُم يُحسِنونَ صُنعا). وعند ذلك يتلو عليك الشيطان فضل العلم ودرجة العلماء، وما ورد فيه من الأخبار والآثار. ويلهيك عن قوله صلى الله عليه وسلم: (من ازداد علما ولم يزدد هدى، لم يزدد من الله إلا بعدا)، وعن قوله صلى الله عليه وسلم: (أشد الناس عذابا يوم القيامة عالم لم ينفعه الله بعلمه)  Ia ingin agar engkau mem­perbanyak kejahatan dalam bentuk kebaikan sehingga ia bisa memasukkanmu dalam kelompok orang yang me­rugi dalam amalnya. Yaitu, mereka yang sesat di dunia ini, yang mengira bahwa mereka telah melakukan suatu perbuatan baik. Saat itu setan menceritakan padamu tentang keutamaan ilmu, derajat para ulama, serta berba­gai riwayat di seputarnya. Namun, setan tersebut membuatmu lalai dari sabda Nabi saw., "Siapa yang ber­tambah ilmu, tapi tidak bertambah hidayah, ia hanya bertambah jauh dari Allah." Juga dari sabda Nabi saw. yang berbunyi, "Orang yang paling keras siksanya di hari kiamat, adalah orang alim yang ilmunya tak Allah berikan manfaat padanya." وكان صلى الله عليه وسلم يقول: (اللهم إنى أعوذ بك من علم لا ينفع، وقلب لا يخشع، وعمل لا يرفع، ودعاء لا يسمع).وعن قوله صلى الله عليه وسلم: (مررت ليلة أسرى بي بأقوام تقرض شفاههم بمقارض من نار، فقلت: من أنتم? قالوا: كنا نأمر بالخير ولا نأتيه وننهى عن الشر ونأتيه).فإياك يا مسكين أن تذعن لتزويره فيدليك بحبل غروره، فويل للجاهل حيث لم يتعلم مرة واحدة، وويل للعالم حيث لم يعمل بما عمل ألف مرة. Nabi saw. berdoa:Allahumma innii a'udzubika min 'ilmi laa yanfa'u wa qalbin laa yakhsya' wa 'amalin laa yurfa'u wa du'ain laa yusma'u"Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari ilmu yang tak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyuk, dari amal yang tak diterima, dan dari doa yang tak didengar." Sabda Nabi saw., "Di malam aku melakukan Israk, aku melewati sekelompok kaum yang bibir mereka digun­ting dengan gunting api neraka. Lalu aku bertanya, 'Sia­pa kalian?' Mereka menjawab, 'Kami adalah orang-orang yang memerintahkan kebaikan tapi tidak melakukan­nya, dan mencegah keburukan tapi kami sendiri me­ngerjakannya!"Oleh karena itu, jangan engkau serahkan dirimu untuk ­diperdaya oleh jerat tipuannya. Celaka sekali bagi orang bodoh, karena ia tidak belajar. Tapi celaka seribu kali bagi orang alim yang tak mengamalkan ilmunya! واعلم أن الناس في طلب العلم على ثلاثة أحوال: رجل طلب العلم ليتخذه زاده إلى المعاد، ولم يقصد به إلا وجه الله والدار الآخرة؛ فهذا من الفائزين.ورجل طلبه ليستعين به على حياته العاجلة، وينال به العز والجاه والمال، وهو عالم بذلك، مستشعر في قلب ركاكه حاله وخسة مقصده، فهذا من المخاطرين. فإن عاجله أجله قبل التوبة خيف عليه من سوء الخاتمة، وبقي أمره في خطر المشيئة؛ وإن وفق للتوبة قبل حلول الأجل، وأضاف إلى العلم العمل، وتدارك ما فرط منه من الخلل- التحق بالفائزين، فإن التائب من الذنب كمن لا ذنب له. Ketahuilah bahwa dalam menuntut ilmu, manusia terbagi atas tiga jenis: (1) Seseorang yang menuntut ilmu guna dijadikan bekal untuk akhirat dimana ia ha­nya ingin mengharap rida Allah dan negeri akhirat. Ini termasuk kelompok yang beruntung; (2) Seseorang yang menuntut ilmu guna dimanfaatkan dalam kehidupan­nya di dunia sehingga ia bisa memperoleh kemuliaan, kedudukan, dan harta. Ia tahu dan sadar bahwa keada­annya lemah dan niatnya hina. Orang ini termasuk ke dalam kelompok yang berisiko. Jika ajalnya tiba sebelum sempat bertobat, yang dikhawatirkan adalah peng­habisan yang buruk (su' ul-khatimah) dan keadaannya menjadi berbahaya. Tapi jika ia sempat bertobat sebe­lum ajal tiba, lalu berilmu dan beramal serta menutupi kekurangan yang ada, maka ia termasuk orang yang beruntung pula. Sebab, orang yang bertobat dari dosa­nya seperti orang yang tak berdosa; ورجل ثالث استحوذ عليه الشيطان؛ فاتخذ علمه ذريعة إلى التكاثر بالمال، والتفاخر بالجاه، والتعزز بكثرة الأتباع، يدخل بعلمه كل مدخل رجاء أن يقضى من الدنيا وطره،ن وهو مع ذلك يضمر في نفسه أنه عند الله بمكانة، لاتسامه بسمة العلماء، وترسمه برسومهم في الزى والمنطق، مع تكالبه على الدنيا ظاهرا وباطنا.. فهذا من الهالكين، ومن الحمقى المغرورين؛ إذ الرجاء منقطع عن توبته لظنه أنه من المحسنين، وهو غافل عن قوله تعالى (يَأيُها الَّذين آمنوا لِمَ تَقولونَ مالا تَفعَلون). وهو ممن قال فيهم رسول الله: (أنا من غير الدجال أخوف عليكم من الدجال) فقيل: وما هو يارسول الله?، فقال: (علماء السوء) (3) Seseorang yang terperdaya oleh setan. Ia pergunakan ilmunya sebagai sarana untuk memperbanyak harta, serta untuk berbang­ga dengan kedudukannya dan menyombongkan diri de­ngan besarnya jumlah pengikut. Ilmunya menjadi turn­puan untuk meraih sasaran duniawi. Bersamaan dengan itu, ia masih mengira bahwa dirinya mempunyai posisi khusus di sisi Allah karena ciri-ciri, pakaian, dan ke­pandaian berbicaranya yang seperti ulama, padahal ia begitu tamak kepada dunia lahir dan batin.Orang dari kelompok ketiga di atas termasuk golongan yang binasa, dungu, dan tertipu. Ia tak bisa diharap­kan bertobat karena ia tetap beranggapan dirinya ter­masuk orang baik. Ia lalai dari firman Allah Swt. yang berbunyi, "Wahai orang-orang yang beriman. Mengapa ka­lian mengatakan apa-apa yang tak kalian lakukan?!" (Q.S. ash-Shaff: 2). Ia termasuk mereka yang disebutkan Rasul saw., "Ada yang paling aku khawatirkan dari kalian ke­timbang Dajjal." Beliau kemudian ditanya, "Apa itu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Ulama su' (bu­ruk)." وهذا لأن الدجال غايته الإضلال، ومثل هذا العالم وإن صرف الناس عن الدنيا بلسانه ومقاله فهو دافع لهم إليها بأعماله وأحواله، ولسان الحال أفصح من لسان المقال، وطباع الناس إلى المساعدى في الأعمال أميل منها إلى المتابعة في الأقوال؛ فما أفسده هذا المغرور بأعماله أكثر مما أصلحه بأقواله، إذ لا يستجرىء الجاهل على الرغبة في الدنيا إلا باستجراء العلماء، فقد صار علمه سببا لجرأة عباد الله على معاصيه، ونفسه الجاهلة مذلة مع ذلك تمنيه وترجيه، وتدعوه إلى أن يمن على الله بعلمه، وتخيل إليه نفسه أنه خير من كثير من عباد الله. hal ini diSebabkan Dajal memang bertujuan menyesatkan, se­dangkan ulama ini, walaupun lidah dan ucapannya me­malingkan manusia dari dunia, tapi amal perbuatan dan keadaannya mengajak manusia ke sana.Padahal, realita lebih berbekas dibandingkan ucapan. Tabiat manusia lebih terpengaruh oleh apa yang dilihat ketimbang meng­ikuti apa yang diucap. Kerusakan yang ditimbulkan oleh perbuatannya lebih banyak daripada perbaikan yang di­sebabkan oleh ucapannya. Karena, biasanya orang bo­doh mencintai dunia setelah melihat si alim cinta

Rabu, 31 Desember 2014

Sejarah Munculnya Ilmu tasawuf (2)

Ilmu Tasawuf ini merupakan Ilmu Syari’at  yang baru didalam agama Islam ,dan asal mula dari ilmu mereka (ahli tasawuf) masih berada didalam jalan salaf As-soleh yang terdahulu dan pada jalan para Sahabat yang mulia dan Tabi’in ,dan orang-orang setelah mereka yang berada didalam jalan yang benar dan Hidayah dari Allah .

 

Dan hal semacam itu sudah menjadi kebiasaan dikalangan para Sahabat dan Salaf . ketika kecintaan terhadap dunia dan keinginan meraihnya sudah meluas dihati manusia pada abad ke dua dan stelahya ,hingga mereka mencampur adukkan dunia dengan agama .maka orang-orang Ahli Ibadah membentuk kelompok baru yang menamakan dengan Istilah Sufi atau orang-orang yang menempuh jalan ilmu Tasawuf . (Muqaddimah Ibn Kholdun…Ilmu at-tasawuf .329)

 

Cukup kiranya untuk Kita ,Ibarat yang yang terakhir dari perkataan Ibnu Kholdun sebagai dalil ,bahwa munculnya ilmu tasawuf dan orang-orang Sufi disebabkan karena banyaknya manusia yang terbuai pada kehidupan dunia dan mencampur adukkan dalam kehidupan mereka , pada masa abad ke dua dari hijriyah .sesungguhnya langkah yang seperti itu telah menarik orang-orang yang baik kedalam Ibadah yang lebih sempurna ,dalam sebuah nama yang membedakan mereka dari kebanyakan manusia yang telah dilalaikan oleh dunia yang fana .

 

Maka dari tulisan diatas ,telah kita ketahui dengan jelas ,bahwa ilmu tasawwuf bukanlah suatu ilmu yang baru ,akan tetapi ilmu yang mengambil dari sejarah kehidupan Rasulullah s.a.w. dan para Sahabat-Sahabat Beliau yang mulia ,sebagaimana juga Ilmu ini bukanlah Ilmu tidak menerapkan dan mengambil ajaran Islam ,seperti yang dituduhkan oleh musuh-musuh islam dari orang-orang orentialis dan para pengikutnya yang telah memunculkan nama yang baru ,hingga mereka menisbatkan nama tasawuf kepada pemikiran para pendeta-pendeta dari agama Buda ,Nasrani , serta para pemuka agama  dari Hindu .Hingga mereka mengatakan bahwa ada ilmu tasawuf dan orang-orang Sufi  lain dari agama Hindu ,Nasrani dan Budha ataupun yang berfaham Persia…

 

Mereka berkeinginan untuk menjelekkan nama Tasawuf dengan berbagai cara ,dan menuduh Ilmu tasawuf didalam perkembanganya ,kembali pada ajaran asal mula ilmu yang kuno (lama) pemikiran bangsa Yunani ,begitu pula dari pemikiran falsafat yang tersesat . akan tetapi seorang muslim tidak terpengaruh dengan pemikiran-pemikiran yang menipu dan menyesatkan tsb ,dan permasalahan itu menjadi jelas didalam pembahasan yang benar ,maka ilmu tasawuf merupakan bentuk pengamalan didalam Islam .(haqaiq At-tasawuf hal..19-25)

Sejarah Munculnya Ilmu Tasawuf


Adapun perjalan sejarah munculnya Ilmu tasawuf ,sebagaimana diketahui didalam fatwa Al-Imam Al-hafidh as-sayyid Muhammad Sodiq Al-Gumary ,Ia telah ditanya tentang siapa yang pertama kali mendirikan Ilmu tasawuf ? apakah dengan wahyu yang turun dari atas langit (samawi) ?

 

Lalu Ia pun menjawab ,Adapun yang pertama kali mendirikan thariqah Ilmu Tasawuf , ketahuilah terlebih dahulu bahwa thariqah ilmu tasawuf ini telah didirikan melalui wahyu samawi dari bahagian agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad ,karena tanpa diragukan lagi kepastianya ,ilmu tasawuf ini merupakan Maqam Al-Ihsan yang merupakan salah satu rukun agama yang tiga ,yang telah disebutkan oleh nabi s.a.w. setelah menjelaskan satu persatu tentang masalah agama ,dengan perkataan Beliau “ini adalah Jibril a.s. yang telah datang pada kalian untuk mengajarkan agama kalian” .dan yang dimaksudkan adalah Maqam Islam Iman dan Ihsan ,maqam Islam adalah bentuk Taat dan Ibadah ,maqam Iman adalah Nur (cahaya) hidayah dan aqidah ,dan maqam Ihsan adalah bentuk muraqabah (pengawasan) dan muraqabah (penyaksian )…”engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya ,jika engkau tak mampu melihatnya maka sesungguhnya Dia (Allah) melihatmu . 

 

Lalu Sayyid Muhammad Sodiq Al-Ghumary berkata didalam tulisanya tsb : maka sebagaimana disebutkan didlama Hadits ,Agama adalah Ibarat dari adanya tiga rukun…Islam Iman dan Ihsan .siap yang tidak mempunyai maqam ini (Ihsan) didalam agamanya ,maka agamanya dipastikan berkurang (tidak sempurna) ,karena meninggalkan salah satu daripada rukunya . dan puncak daripada segala cara (thariqah) ,serta tujuanya adalah mencapai maqam Al-Ihsan setelah penyempurnaan Islam dan Iman . (al-aintishar li thariq as-shufiyah . hal 6)

 

Pendapat Ibn Kholdun

 

Ibnu Kholdun berkata :

 

وقال ابن خلدون في تعريف التصوف : العكوف على العبادة والانقطاع إلى الله تعالى والإعراض عن زخرف الدنيا والزهد فيما يقبل علية الجمهور من لذة ومال وجاه والانفراد عن الخلق في الخلوة للعبادة )مقدمة ابن خلدون دار القلم ص 467

Fokus didalam Ibadah ,dan memusatkan segala sesuatunya menuju Allah s.w.t. ,berpaling dari keindahan Dunia dan perhiasanya , berzuhud atas kelezatan serta ni’mat Duniawi dan jabatan , seperti apa yang dirasakan oleh kebanyakan manusia ,dan mengasingkan diri dari kesibukan dengan manusia ,berkholwat untuk memperbanyak Ibadah kepada Allah s.w.t.

 

Selasa, 30 Desember 2014

Pokok ajaran tasawuf (3)

Ketika zaman berkembang ,banyak yang mulai mengenal islam lalu orang-orang dari berbagai macam tempat mulai memeluk Islam  ,bermacam-macam orang yang datang mengenal Islam ,dan seiring berkembangnya Ilmu islam menjadi luas ,dan terbagi pembahasanya diantara para Ahli ilmu ,maka setiap ahli ilmu mulai membukukan setiap ilmu pengetahuan yang mereka dapatkan , dan menyempurnakanya melebihi dari yang lainya .Lalu muncullah di tahun pertama setelah pembukuan Ilmu Fiqih setelah ilmu nahwu, Ilmu Tauhid ,Usul Ad-diin ,Ilmu Hadits ,Tafsir ,Mantiq ,Mustholah Al-Hadits ,Ilmu Faraidh dan yang lainya .

 

Kemudian setelah masa itu ,terjadi pada kebanyakan orang ,pengambilan ilmu dengan cara rouhaniyah (perasaan hati) mulai berkurang ,dan kebanyakan manusia saat itu melupakan pentingnya menghadap kepada Allah dengan jalan Ibadah ,niatan hati serta himmah (semangat) yang tinggi ,seperti apa yang dilakukan oleh orang-orang Ahli Ibadah dan Zuhud dalam mengamalkan sesuatu yang muncul dari pikiran mereka , untuk membukukan Ilmu Tasawuf dan menetapkan kemulianya diantara Ilmu-ilmu yang ada , tanpa ada keinginan dari mereka untuk melalaikan kelompok yang lain dalam membukukan ilmu-ilmu mereka ,seperti yang sudah disangkakan oleh sebahagian orang ,bahkan langkah mereka (ahli tasawuf) adalah untuk menguatkan dan menyempurnakan keperluan agama dari semua arah yang harus ditempuh agar saling membantu didalam kebaikan dan taqwa .

Pokok ajaran tasawuf (2)

Dr Ahmad Alusy berkata : terkadang sebagian orang bertanya-tanya tentang sebab tidak munculnya nama atau istilah ini kecuali setelah masa para Sahabat dan Tabi’in ? maka jawaban dari pertanyaan tsb adalah ,pada masa-masa pertama keislaman ,perkara semacam itu tidaklah dibutuhkan ,sebab mereka adalah orang-orang yang bertaqwa dan sifat wara’ yang tinggi ,orang-orang yang dengan sepenuh hati menjalankan perintah Allah , dan orang-orang yang Ahli Ibadah ,dengan dorongan keinginan yang murni dan tabia’at dari diri mereka ,dan secara langsung mereka adalah orang-orang yang mempunyai hubugan dekat dengan Rasulullah s.a.w. ,mereka adalah orang-orang yang berlomba-lomba untuk mengikuti Rasulullah s.a.w. didalam keseluruhan kehidupan mereka ,maka tidak dibutuhkan sesuatu untuk membimbing mereka dalam suatu ilmu ,yang mereka sudah melaksanakanya dengan pasti ,perumpamaan mereka adalah seperti perumpamaan orang Arab asli ,yang mengetahui bahasa arab melalui warisan dari datuk-datuk mereka ,hingga mereka fasih dalam bersajak ,bersyair ,dan membikin kata-kata yang sangat indah ,tanpa mengetahui qaidah di dalam bahasa arab .

 

Begitu pula para Sahabat dan Tabi’in ,walaupun mereka tidak menamakan diri mereka sebagai ahli tasawuf ,mereka adalah orang-orang yang berperilaku layaknya orang sufi sebenarnya ,walaupun mereka tidak memakai nama Tasawuf .

 

Dan tidak ada yang dimaksudkan didalam ilmu Tasawuf kecuali adalah ,kehidupan seseorang untuk Tuhanya ,bukan untuk dirinya ,dan merasakan kenikmatan hidup dengan Zuhud dan Ibadah ,dan menghadap kepada Allah dengan ruh dan hatinya ,didalam semua waktu dan kesempurnaan-kesempurnaan amalan yang baik ,sebagaimana yang dilakukan oleh para sahabat dan Tabi’in untuk naiknya ruh menuju derajat yang tinggi dan mulia , maka tidaklah cukup bagi mereka hanya dengan mengakui keyakinan dan keimanan dan menjalankan kewajiban-kewajiban perintah Islam ,akan tetapi mereka menyertainya pengakuan iman itu dengan tadzawuq (merasakan) serta menemukan keimanan mereka , mereka juga menambahkan amalan-amalan Ibadah Sunnah yang dianjurkan Rasulullah s.a.w. ,dan menjauhkan diri dari perkara yang makruh ,terlebih-lebih perkara-perkara yang Haram ,hingga dengan itu semua mata batin mereka bersinar dan muncul sumber-sumber hikmah dari hati-hati mereka .Dan begitu pula yang dilakukan oleh para Tabi’in ,dan Tabi’i at-tabi’in .dan tiga generasi inilah paling bagusnya generasi didlam Islam secara muthlak , dan kabar itu telah disampaikan oleh Rasulullah s.a.w. di dalam haditsnya : sebaik-baik masa adalah masaku ini ,lalu masa yang sesudahnya dan masa yang sesudahnya .

 

Pokok ajaran tasawuf

Dan pokok ajaran dari Ilmu Tasawuf adalah , Aqidah (keyakinan) yang benar , Akhlak yang baik ,Mujahadah dan Da’wah .sedangkan sebagai sumber dan kekuatanya adalah Islam Iman dan Ihsan yang berlandaskan Muraqabah (kewaspadaan) ,Musyahadah (menyaksikan) dan Mutaba’ah mengikuti Al-Qur’an dan As-sunnah ,dan tujuanya adalah menghilangkan dari hati semua sifat-sifat yang buruk ,dan mengisinya dengan kebaikan melalui cara dan  jalan Taat kepada Allah dan Rasulnya ,melawan hawa nafsu ,serta memperbaiki hati dan mengutamakan orang lain .

 

Para pengikut ajaran yang mulia ini telah melalui beberapa masa ,di dalam penamaanya dengan nama-nama yang tertentu ,hingga akhirnya ditetapkan dengan nama tasawuf .hal ini sebagaimana dikatakan oleh Syeich Abu Al-Qasim Al-Qusyairy di dalam kitabnya yang sudah banyak dikenal Risalatul Qusyairiyah : Ketahuilah wahai saudaraku yang dimuliakan Allah ,bahwa orang-orang muslimin setelah Rasulullah s.a.w. ,para orang-orang Mulia diantara mereka tidak pernah menggunakan nama bagi diri ataupun kelompok mereka dengan nama tertentu ,kecuali hanya satu nama ,yaitu As-sohabah dan ketika datang generasi kedua ,maka dinamakan orang-orang yang berteman dan Hidup dengan salah seorang dari Sahabat Rasulullah s.a.w. dengan sebutan At-tabi’in . dan mereka menganggap itu adalah suatu nama yang paling mulia diantara sebutan dan nama-nama yang lain . Kemudian orang-orang setelah mereka disebut dengan Tabi’i at-tabi’in (para pengikut Tabi’in) ,lalu tingkatan-tingkatan mereka berbeda dan tampak pada masing-masing orang .Orang yang mempunyai perhatian khusus dan lebih terhadap agamanya ,mereka disebut dengan Az-Zuhhad (orang-orang yang Zuhud) dan Ubbad (orang-orang yang ahli Ibadah) ,setelah itu muncullah hal-hal yang baru ,dan ppengakuan-pengakuan diantara kelompok-kelompok ,setiap kelompok mengaku bahwa mereka adalah orang-orang Zuhhad maka orang-orang dari Ahlu As-Sunnah yang memperhatikan hubungan mereka dengan Allah  ,yang selalu menjaga hati-hati mereka dari kelalaian kepada Allah ,menamakan Ilmu dan perilaku mereka dengan sebutan Tasawuf , dan nama ini menjadi berkembang dan dikenal bagi mereka orang-orang yang mulia ,di masa dua ratus tahun setelah Hijriyah .

 

Dan yang pertama kali membangun dan mendirikan ajaran Tasawuf ,sebagian dari para Sahabat Abdul wahid ibn Zaid ,yang merupakan salah satu dari sahabat Imam Al-hasan Al-bashry .Dia hidup di kota Bashrah dengan Zuhud ,Ibadah dan rasa takut yang tinggi kepada Allah ,dan sifat-sifat baik semacam itu ,yang tidak ada dimiliki oleh manusia pada umumnya ,dan Al-allamah Muhammad Karad yang semoga dimuliakan Allah Dia berkata : orang yang pertama kali menggunakan nama sebagai seorang Sufiy dari kalangan Ahlu ssunnah  adalah Abu Hasyim As-shufi ,yang meninggal pada tahun 150 H. Dia adalah seorang ahli Ibadah ,yang mampu berkata-kata dengan baik dan mahir dalam brsya’ir ,seperti yang telah disebutkan oleh para Huffadh ,semisal Hasyim al-awqas dan Soleh ibn Abdullah Al-Jalil (Al-islam wal hadharah al-arabiyyah.2/31)

 

Pada Hakekatnya Ilmu tasawuf ini bisa juga disebut dengan Tazkiyah An-nafs ,seperti yang sudah difirmankan Allah s.w.t. :

Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya).

atau bisa disebut dengan nama Al-ihsan atau Ilmu untuk membersihkan hati dan Akhlak

قال القاضي شيخ الإسلام زكريا الأنصاري رحم الله تعالى ( التصوف علم يعرف به أحوال تزكية النفوس وتصفية الأخلاق وتعمير الظاهر والباطن لنيل السعادة الأبدية ) هامش الرسالة القشيرية ص7

akan tetapi Kita tidak bisa untuk memisahkan Ilmu ini dari istilah asalnya “Tasawuf” , karena Istilah dan nama inilah yang kita temukan di dalam sejarah ,dan lebih dikenal dikalangan manusia dari pada sebutan yang lainya .

 

Dan merupakan sesuatu yang mengherankan ,bahwa orang-orang yang menentang ajaran Tasawuf ini adalah mereka yang datang setelah abad ke enam dari Hijriyah ,adapun orang-orang yang hidup dizaman orang-orang Ahli Tasawuf yang mendirikanya ,mereka tidak menentang ajaran tasawuf ,justru mereka menyaksikan dan memastikan bahwa Ahli tasawuf adalah orang-orang yang berjalan diatas ajaran yang benar ,dan berada didalam cahaya serta petunjuk Allah s.w.t.

 

Ilmu Tasawuf Dan Perkembanganya


Diantara perkara-perkara yang membebani pikiran masyarakat Muslimin pada zaman mulai munculnya ilmu Tasawuf adalah ,banyaknya orang-orang yang terkenal sifat wara’ dan taqwanya  ,tidak menemukan di dalam Ilmu Kalam sesuatu yang dapat memenuhi kepuasan hati mereka ,yang merasakan cinta yang besar kepada Allah ,lalu mereka menempuh jalan melalui Zuhud ,dan menjauhkan diri dari dunia serta  menghabiskan umur di dalam Khidmah pada Allah .semata-mata untuk memperoleh kecintaan Allah ,dan saat itu pula mereka dinamakan dengan orang-orang Sufi  .(Tarikh al-islam ./3.220)

 

Orang yang pertama kali menggunakan nama Sufi adalah Abu Hasyim ,seseorang yang dilahirkan i kota Kuufah ,dan menghabiskan sebagian besar usianya di negeri Syam , dan meninggal dunia pada tahun 150 H.

 

Dan Orang yang pertama kali memberikan pengertian tentang Ilmu Tasawuf dan menjelaskanya adalah ,Dzunn Nun Al-Misry yang meninggal pada tahun (245 H) ,murid dari Imam Malik ,sedangkan yang menjabarkanya dan merincikanya serta menyebar luaskan , adalah Al-Junaid Al-baghdady yang wafat pada tahun (334 H) .

 

Kalimat Tasawuf adalah sebuah Julukan yang digunakan sebagai Istilah oleh sebagian besar orang ,yang diberikan kepada seorang Muslim yang berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah ,dan diantara orang yang diketahui menerapkan Ilmu Tasawuf ,di masa permulaan Islam adalah ,Abu Dzar al-Ghiffari R.A. ,dan saat itu , hanya Dialah seorang yang menggunakan sifat seorang Sufi ,diantara sekian banyak shabat Rasul yang lain .Hidup sendiri dan Meninggal dalam keadaan sendiri , sebagaimana yang telah di kabarkan oleh Nabi Muhammad s.a.w. ,dan diantara mereka Sayyidina Hudzaifah Ibn Al-Yaman dan Sayyidina Salman Al-Farisi ,mereka adalah orang-orang yang  hidup dengan memakan hasil jerih payah sendiri .

 

Kemudian datang setelah mereka Al-Hasan Al-Bashry yang memberikan nasehat-nasehat dan petunjuk bagi manusia menuju Allah s.w.t. ,dan telah mengambil ilmu darinya orang-orang yang besar yang dikenal didalam Ilmu Tasawuf ,diantaranya adalah Malik ibn Dinar , lalu datang setelahnya Ibrahim ibn Adham ,kemudian Al-Junaid Alqusyairy ,Dzun Nuun Al-Misry .

Ilmu Kalam Filsafat dan Tasawwuf (bagian-2)

Asal Mula Nama Tasawuf.

 

Sesungguhnya inti dari ajaran Islam yang benar adalah ,mengikuti apa yang dibawa oleh Junjungan dan Penghulu Kita Nabi besar Muhammad s.a.w. ,ajaran yang datang dari Allah s.w.t. dengan memperhatikan dan mengimaninya ,dan ajaran-ajaran Islam dari Rasululllah s.a.w. telah disampaikan kepada Kita ,oleh para Sahabat-Sahabat Beliau yang telah mengambil Ilmu Syareat dari Nabi Muhammad s.a.w. ,dan begitu pula orang-orang yang telah mengambil Ilmu syareat dari mereka (para Sahabat) ,yang telah mengikuti mereka ,dan hidup satu masa dengan mereka ,yang menamakan mereka dengan At-tabi’in .

 

Mereka adalah  orang-orang yang berteman orang-orang yang telah menemani Rasulullah s.a.w. dalam masa Beliau ,dan mereka telah mendapatkan warisan Nabi ,yang berupa ilmu syareat . lalu para Taabi’in mengambil ilmu dari mereka ,kemudian mereka membukukan Ilmu-ilmu Syareat tsb ,kemudian para Ulama-ulama setelah mereka mengambil sebahagian Ilmu syareat itu secara Khusus .

 

 

Diantara mereka ada yang mengambil secara Khusus ilmu Hadits Nabawiyah ,hingga menjadi seorang  Ahli Hadits (al-Huffadz) ,dan ada pula yang khusus mengambil Ilmu Alat , seperti ilmu Nahwu ,Sorof dan Balaghah .ada yang mengambil secara khusus Ilmu Tafsir , Fiqih ,Tarbiyah ,Suluk dan Amal .Dan Ilmu-Ilmu yang telah diambil tersebut telah dibukukan dan dinamakan dengan istilah yang bermacam-macam  .

 

Orang yang Ahli di dalam Ilmu hadits disebut dengan Istilah Muhaddits ,yang Ahli dalam Ilmu Nahwu disebut Nahwiiy ,yang Ahli dalam Ilmu tafsir disebut Mufassir ,yang Ahli dalam Ilmu Fiqih disebut Faqih ,dan yang Ahli dalam Ilmu Tarbiyah dan mencari jalan menuju Allah ,disebut dengan Istilah Sufy .

 

Dan semua nama-nama ini tidak ada sebelumnya pada zaman Rasulullah s.a.w. ,dan itu semua hanyalah Istilah-istilah atau nama-nama untuk Ilmu syareat yang dibawa oleh Baginda Besar Nabi Muhammad  s.a.w. ,dan setiap orang yang menamakan dirinya dengan nama-nama tsb ,maka Dia tidak keluar dari agama Islam .Dan tidaklah setiap nama atau sifat yang tidak ada didalam Al-qur’an atau didalam hadits ,tidak diperbolehkan atau diharamkan untuk memakainya sebagai nama ,akan tetapi  diperbolehkan secara syareat ,bahkan Allah telah menamakan orang-orang muslimin di dalam Alqru’an dengan sebutan yang bermacam-macam diantaranya (As-sabiqiin ,Al-Muqarrabiin ,As-shodiqin ,As-syuhadaa’ …) dan setiap nama-nama tsb mempunyai kata asal Isytiqaq (mausuu’ah yususfiyah.9-10)

 

Dan inilah pendapat para Ulama-Ulama dalam mengartikan Ilmu tasawuf :

 

قال القاضي شيخ الإسلام زكريا الأنصاري رحم الله تعالى ( التصوف علم يعرف به أحوال تزكية النفوس وتصفية الأخلاق وتعمير الظاهر والباطن لنيل السعادة الأبدية ) هامش الرسالة القشيرية

Al-Qadhi As-Syeich Zakaria Al-Anshari berkata :Ilmu tasawuf adalah ilmu yang dapat menunjukkan keadaan bersihnya hati seorang manusia ,dan penjernihan perilaku ,dan menggerakkan dhahir dan bathin (tubuh dan hati) untuk beribadah kepada Allah s.w.t. untuk meraih kebahagiaan yang abadi (Hamisy Risalah Al-Qusyairiyah)

 

وقال معروف الكرخي : (التصوف الأخذ بالحقائق واليأس مما في أيدي الخلائق )عوارف المعارف 313

Ma’ruf Al-Kurkhi berkata : Ilmu  tasawuf adalah ,mengambil kebenaran seluruh ajaran syareat dan berputus asa dari pengharapan terhadap makhluk .

 

Disebutkan Ilmu tasawuf dinisbatkan kepada pakaian Suuf (wool) ,dikarenakan dahulu orang-orang Sufi sangat gemar memakainya ,dan itulah bentuk ciri khas mereka .

Dikatakan kalimat Sufi diambil dari kata As-Saff ,yang berarti barisan ,karena mereka adalah orang yang berada di barisan Saff  pertama dihadapan Allah s.w.t. ,dengan tingginya semangat dan tujuan mereka untuk mendekat kepada Allah .

Dikatakan terambil dari kata As-soffah ,nama suatu kelompok para sahabat Rasulullah s.a.w. ,dinamakan dengan sebutan Sufi karena Dia cenderung mengikuti mereka , sebagaimana yang disebutkan oleh Allah : Dan bersabarlah dirimu bersama orang-orang yang berdoa memohon kepada Tuhan mereka….dan dari sini ditemukan bahwa kalimat Sufi bukan terambil dari bentuk kalimatnya ,akan tetapi terambil dari maknanya ,karena Ashabu As-Soffah ,mereka adalah generasi pertama dari golongan kelompok Tasawuf , karena kehidupan mereka murni Ibadah kepada Allah s.w.t ,dan mereka adalah contoh yang tinggi bagi orang-orang yang mengikuti ajaran Tasawuf yang datang setelah masa-masa setelahnya .

 

Dikatakan juga terambil dari kata Assuufah ,karena orang yang Sufi dan mengabdikan dirinya kepada Allah ,bagaikan kain yang terhampar tidak memiliki kekuatan sedikitpun di hadapan Allah dalam menerima ketentuan dari Nya .Al-Imam Qusyairy berkata : tidak ada bukti yang pasti bahwa nama ini terambil dari salah satu kalimat atau kata tertentu di dalam Bahasa Arab ,dan yang lebih jelas ,kalimat Tasawuf seperti suatu julukan (laqab) ,yang tidak ada kata asalnya ,dan digunakan sebagai nama bagi orang-orang yang berada di dalam kelompok ini ,untuk membedakan dari kelompok yang lain   (mausuu’ah yususfiyah..11)

 

Ilmu Kalam Filsafat dan Tasawwuf


Ahlussunnah Wal Jamaah Research Group » Dakwah / aswj-rg.com /

Ilmu kalam Filsafat dan Tasawuf ,adalah tiga macam ilmu yang mempunyai   perbedaan yang hampir mirip dalam pengkajianya   .

 

*Objek kajian ilmu Kalam adalah ,ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan denganya.

*Objek kajian Filsafat adalah ,masalah ketuhanan juga disamping masalah alam ,manusia

dan segala sesuatu yang ada .

*Objek kajian ilmu tasawuf adalah “Tuhan” ,yaitu upaya-upaya pendekatan terhadapNya.

 

            Jadi dari aspek Objeknya ketiga Ilmu tsb sama-sama membahas masalah yang berkaitan dengan ketuhanan.Baik ilmu Kalam ,Filsafat dan Tasawuf .

 

Ilmu kalam dan metodenya mencari kebenaran tentang Tuhan dan yang berkaitan denganNya .Filsafat ,dengan wataknya mencari kebenaran, baik tentang Alam maupun manusia,ataupun tentang tuhan .Ilmu Tasawuf juga berusaha mecari kebenaran dengan perjalanan spiritual (rouhaniyah) menuju Allah s.w.t.

 

Perbezaan ilmu Kalam Falsafah Dan Tasawuf

 

Perbedaan antara ilmu Kalam , Filsafat dan tasawuf .terletak pada aspek metodologinya Ilmu Kalam selain menggunakan argumentasi Naqliyah (Al-Qur’an dan Hadits) ,juga menggunakan metode Jadaliah (dialegtika) yang dikenal degan “Dialog keagamaan” . sementara itu Ilmu Filsafat ,adalah Ilmu yang digunakan untuk memperoleh kebenaran Rasional ,dan metode yang digunakan adalah metode rasional .tidak berkait dengan appun kecuali logika . suatu kebenaran yang diukur dengan kesesuaian yang ada dalam rasio dengan kenyataan yang sebenarnya.kebenaran ini yang dinamakan dengan kebenaran korespondensi .sedangkan Ilmu Tasawuf  adalah ilmu yang lebih menekankan rasa daripada Rasio , dan ilmu Tasawuf adalah Ilmu yang prosesnya diperoleh dari rasa ,ilmu Tasawuf bersifat sangat subjektif ,yakni sangat terkait dengan pengalaman seseorang .sebab itulah bahasa Taswuf terkadang tampak aneh bila dilihat dari aspek rasio ,hal ini karena pengalaman rasa sangat sulit untuk dibahasakan .

 

Pengalaman rasa lebih mudah dirasakan langsung oleh orang yang ingin memperoleh kebenaranya dan mudah digambarkan dengan bahasa lambang , sehingga sangat interpretable (dapat di interpretasikan bermacam-macam) dan sebagian pakar mengatakan bahwa metode Tasawuf adalah Instuisi atau Ilham ,atau inspirasi yang datang dari Tuhan .dan kebenaran yang dihasilkan ilmu tasawuf dikenal dengan istilah kebenaran Hudhuri , yaitu suatu kebenaran yang objeknya datang dari dalam diri subjek sendiri .

 

Titik Singgung Antara Ilmu Kalam Dan Ilmu Tasawuf.

 

Ilmu Kalam ,sebagaimana telah disebutkan ,merupakan disiplin ilmu keislaman yang mengedepankan pembicaraan tentang persoalan-persoalan kalam Tuhan .Persoalan-persoalan Kalam ini biasanya mengarah pada diskusi yang mendalam dengan dasar-dasar argumentasi, baik secara Rasional (Aqliyah) maupun Naqliyah . Argumentasi rasional yang dimaksudkan adalah landasan pemahaman yang cenderung menggunakan metode berfikir Filosofis .Sedangkan argumentasi Naqliyah biasanya bertendensi pada argumentasi berupa dalil-dalil Qur’an dan Hadits .

 

Ilmu Kalam sering menempatkan dirinya pada kedua pendekatan ini (Aqli dan Naqli). Jika pembicaraan Ilmu Kalam ini hanya berkisar pada keyakian-keyakinan yang harus dipegang oleh Umat Islam ,tanpa argumentasi rasional ,maka ilmu ini lebih spesifik mengambil bentuk sendiri dengan istilah atau nama Ilmu Tauhid.

 

Pembicaraan materi yang tercakup dalam ilmu Kalam ,terkesan tidak menyentuh Dzauq (rasa spiritual) . misalnya , Ilmu tauhid menerangkan Bahwa Allah mempunyai sifat Sama’ (mendengar) ,Bashar  (melihat) , Kalam (berbicara) ,Iradah (berkehendak) ,Qudrah (berkuasa) ,Hayat (hidup) ,dan sebagainya .namun ilmu Kalam atau ilmu Tauhid ,tidak mampu menjelaskan tentang ,bagaimana seorang hamba ,dapat merasakan langsung , bahwa Allah mendengar dan melihatnya , dan bagaimana juga seorang Hamba merasakan kenikmatan dan kekhusukan ketika membaca Al-Qur’an , Dan bagaimana seorang merasakan bahwa segala sesuatu yang tercipta merupakan pengaruh dari Qudrah (Kekuasaan Allah) ?.

 

Pertanyaan-pertanyaan ini sulit terjawab ketika hanya melandaskan diri pada Ilmu tauhid atau Ilmu Kalam ,dan biasanya yang membicarakan tentang penghayatan hingga sampai pada penamaan kejiwaan manusia ,adalah ilmu Tasawuf.

 

Disiplin inilah yang membahas bagaimana merasakan nilai-nilai Aqidah dengan memperhatikan bahwa persoalan tadzawwuq ((bagaimana merasakan) tidak saja dalam permasalahan perkara-perkara yang sunnah atau sesuatu yang mustahab (dianjurkan) , justru akan  menemukan perkara-perkara yang diwajibkan .

 

Assunnah (Al-hadits) memberikan perhatian yang begitu besar terhadap masalah Tadzawwuq ini ,hal ini tampak pada Hadits Rasulullah s.a.w. yang dikutip dari sahabat Said :

            ذاق طعم الإيمان من رضي بالله ربا وبالإسلام دينا وبمحمد نبيا  (الحديث)

Artinya:

Akan mampu merasakan Iman kepada Allah s.w.t. ,orang yang ridha menjadikan Allah sebagai Tuhanya ,ridha menjadikan Islam sebagai agamanya ,dan ridha menjadikan Muhammad sebagai Nabi dan Rasulnya .

 

Dan dalam Hadits yang lain Rasulullah s.a.w. pun pernah mengungkapkan :

            ثلا ثة من كن فيه وجد بهن حلاوة الإيمان : أن يكون الله ورسوله احب اليه مما سواهما ،

ان يحب المرء لا يحبه الا لله ، ان يكره ان يعود الى الكفر كما يكره ان يقذف في النار .

Artinya :

Ada tiga hal yang menyebabkan seseorang dapat merasakan manisnya Iman : Orang yang mencintai Allah dan Rasulnya melebihi kecintaanya pada apapun ,Orang yang mencintai Hamba karena Allah , dan Orang yang takut kembali pada kekufuran ,seperti ketakutanya untuk dimasukkan ke dalam neraka .

 

Pada ilmu Kalam ditemukan pembahasan Iman dan defenisinya ,kekufuran dan manifestasinya ,serta kemunafikan dan batasanya . Adapun didalam Ilmu Taswuf ditemukan pembahasan jalan atau metode praktis ,untuk merasakan keyakinan dan ketenangan bathin serta usaha menyelamatkan diri dari kemunafikan .

 

Dalam kaitannyaa dengan Ilmu kalam ,ilmu tasawuf berfungsi sebagai pemberi wawasan spiritual dalam pemahaman kalam .Penghayatan yang mendalam lewat hati (dzauq)terhadap Ilmu tauhid atau Ilmu Kalam, menjadikan ilmu ini lebih terhayati atau teraplikasikan dalam perilaku .dengan demikian ,maka Ilmu Tasawuf merupakan penyempurna Ilmu Tauhid jika dilihat bahwa Ilmu Tasawuf merupakn sisi terapan rohaniyah dari Ilmu Tauhid .

 

Ilmu Kalam pun berfungsi sebagai pengendali Ilmu Tasawuf . oleh karena itu jika timbul suatu aliran ataupun kepercayaan yang bertentangan dengan aqidah Islam, atau muncul suatu kepercayaan yang tidak sesuai dengan Al-qur’an dan Hadits, atau tidak pernah diriwayatkan oleh para Ulama-Ulama yang sholeh, atau keluar dari sesuatu yang dianggap baik oleh Islam dalam penerapanya dimasyarakat (Bid’ah hasanah) .maka merupakan suatu penyelewengan .karena didalam pembagianya, sesuatu yang baru (Bid’ah) itu terbagi menjadi dua Hasanah dan Dholalah jika sesuatu yang baru muncul ,dan dianggap baik oleh agama ,maka masuk didalam pembagian Bid’ah Hasanah ,dan jika muncul sesuatu yang baru ,dan tidak dianggap baik oleh agama maka masuk masuk dalam pembagian Bid’ah Dholalah ,dan itu merupakan suatu penyelewengan .

 

Selain itu ilmu Taswuf memiliki fungsi sebagai pemberi kesadaran spiritual dalam perdebatan-perdebatan ilmu Kalam ,sebagaimana disebutkan bahwa ilmu kalam didalam dunia Islam ,cenderung menjadi sebuah Ilmu yang mengandung muatan rasional ,disamping muatan Naqliyah .Dan hal ini jika tidak diimbangi dengan kesadaraan spiritual ,maka Ilmu Kalam bisa bergerak kea rah yang lebih liberal dan Independen ,disinilah ilmu Tasawuf berfungsi memberikan muatan spiritual ,terhadap pemikiran yang kering dari kesdaran penghayatan atau sentuhan secara qalbiyah  (hati).

 

Dalam pengamalanya Ilmu Tasawuf memiliki pengaruh yang besar dalam ketauhidan misalnya ,jika seseorang tidak memiliki rasa sabar ,maka muncullah sifat sombong ,jika sifat syukur tidak ada ,maka muncullah sifat kufur ,dan sebagainya ,jika seperti ini yang terjadi , lahirlah kegelapan sebagai reaksi dari sifat-sifat tsb .Begitu juga Ilmu tauhid ,dapat memberikan kontribusi kepada ilmu Tasawuf .Misalnya jika cahaya Ilmu tauhid telah lenyap, akan timbul penyakit-penyakit qolbu ,semisal ujub ,riya’ congkak ,dengki ,hasud ,sombong dan sebagainya .Andaikan manusia sadar bahwa semua yang ada dalam kehidupanya ini adalah pemberiaan Allah ,niscaya tidak akan ada sifat sombong ,congkak ,dan penyakit-penyakit qolbu yang lainya .Kalau saja seorang manusia tahu posisi penghambaan dirinya kepada Allah ,maka tidak akan ada rasa sombong ,kalau saja Dia sadar bahwa Dia betul-betul merupakan Hamba Allah  ,niscaya tidak akan ada perebutan kekuasaan .Dan kalau saja manusia sadar bahwa Allah lah yang pencipta segala sesuatu ,niscaya tidak akan ada sifat Ujub dan riya’ .

 

Dari sinilah kita dapat mengetahui bahwa Ilmu Tauhid merupakan jenjang pertama dalam pendakian menuju pengenalan kepada  Allah bagi Kaum Sufi .Dengan Ilmu Tasawuf , semua persoalan yang ada dalam kajian Ilmu Tauhid ,akan terasa lebih bermakna ,tidak fakum tetapi lebih dinamis dan aplikatif .

 

Maka dari itu mempelajari Ilmu tasawuf adalah sesuatu yang sangat baik ,dan bahkan dibutuhkan untuk pengenalan dan pendekatan diri kepada Allah s.w.t.

 

Asal Mula Nama Tasawuf.

 

Sesungguhnya inti dari ajaran Islam yang benar adalah ,mengikuti apa yang dibawa oleh Junjungan dan Penghulu Kita Nabi besar Muhammad s.a.w. ,ajaran yang datang dari Allah s.w.t. dengan memperhatikan dan mengimaninya ,dan ajaran-ajaran Islam dari Rasululllah s.a.w. telah disampaikan kepada Kita ,oleh para Sahabat-Sahabat Beliau yang telah mengambil Ilmu Syareat dari Nabi Muhammad s.a.w. ,dan begitu pula orang-orang yang telah mengambil Ilmu syareat dari mereka (para Sahabat) ,yang telah mengikuti mereka ,dan hidup satu masa dengan mereka ,yang menamakan mereka dengan At-tabi’in .

 

Jangan Pandang Manusia (Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani) | Suluk

Syaikh Abdul Qadir Jailani berkata :

Dunia adalah penghalang dari akhirat, dan akhirat adalah penghalang dari Tuhan Pengatur dunia dan akhirat. Setiap makhluk adalah hijab dari Sang Pencipta Azza wa Jalla. Sekalipun engkau berdiri bersama-Nya, Dia tetap terhijab (tersekat) denganmu. Jangan menoleh pada manusia, juga pada dunia, dan apapun selain Al-Haqq Azza wa Jalla sebelum engkau sampai ke pintu Al-Haqq Azza wa Jalla dengan kaki nuranimu dan kesahihan zuhudmu akan selain-Nya, sambil berlepas dari segala hal, bingung di dalamnya, meminta pertolongan dan sokongan pada-Nya, seraya memperhatikan ketetapan terdahulu (preseden) dan ilmu-Nya. Jika memang hati dan nurani telah benar-benar sampai dan masuk menghadap-Nya, lalu Dia menghampirimu dan mendekatkanmu pada-Nya sambil memberi ucapan selamat, kemudian memberi kuasa padamu untuk menguasai hati manusia, memerikan otoritas perintah-Nya padamu atas mereka (hati manusia), dan menjadikanmu sebagai tabib penyembuh mereka, maka saat itulah engkau boleh menengok pada manusia dan dunia. Perhatianmu pada mereka merupakan nikmat tersendiri bagi mereka.

Dalam posisi sifat seperti ini, memungut harta dunia dari tangan mereka, lalu menyerahkannya pada orang-orang fakir serta mengambil penuh bagian rezekimu merupakan ibadah, ketaatan, dan keselamatan. Barangsiapa memungut dunia dengan posisi sifat seperti ini, maka hal itu tidak memberinya mudarat, bahkan sebaliknya malah menyelamatkan dan membersihkannya dari daki kotoran-kotorannya.

Barangsiapa yang menginginkan kebahagiaan, maka ia harus mencurahkan diri dan hartanya untuk Al-Haqq Azza wa Jalla dan harus keluar lepas dari ikatan manusia dan dunia dengan segenap hatinya, sebagaimana keluarnya rambut dari adonan dan susu. Begitu pula ia harus lepas dari akhirat, dan apa saja selain Al-Haqq Azza wa Jalla. Ketika itulah, di hadapan-Nya setiap hak akan diberikan pada yang berhak. Engkau boleh makan bagian rezekimu dari dunia dan akhirat sambil duduk di pintu-Nya, sementara keduanya berdiri melayani.

Kaum wali tahu bahwa dunia telah ditentukan bagiannya, sehingga mereka pun enggan mencarinya. Mereka tahu bahwa derajat akhirat dan kenikmatan surga telah ditentukan bagiannya, maka mereka pun tidak mau menuntutnya demi meraihnya. Mereka tidak menginginkan apa-apa selain Wajah Al-Haqq Azza wa Jalla. Jika masuk surga, mereka tidak akan membuka matanya, hingga mereka melihat cahaya Wajah Al-Haqq Azza wa Jalla.

Gemarilah menyepi (tajrid) dan menyendiri (tafrid). Barangsiapa yang hatinya sepi (kosong melompong) dari (kaitan) manusia dan sarana duniawi (al-asbab), maka ia tetap tidak akan bisa menempuh kesungguhan para nabi, kaum shiddiqin, dan kaum shalih, hingga ia puas hati menerima sedikit dunia dan menyerahkan sebagian besarnya pada tangan takdir. Jangan menuntut bagian yang melimpah, niscaya engkau akan binasa. Jika memang datang harta yang melimpah dari Al-Haqq Azza wa Jalla tanpa engkau berikhtiar mencarinya, maka engkau benar-benar beruntung.[]

(* Sumber : “Rahasia Mencintai Allah, Jalan Sejati Menuju Sang Khalik”, Syaikh Abdul Qadir Jailani, buku ke-1 dari Buku Trilogi “Rahasia Sufi Agung”, 2011)